Riset geokonservasi dan kearifan lokal di Kelurahan Foramadiahi sebagai bagian dari Geopark Ternate.

Sebarkan:

 


Ternate - JM | Tim IAGI (Ikatan Ahli Geologi) kembali melaksakan riset bersama tim peneliti dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) menggunakan sharing anggaran dengan BAPPELITBANGDA Kota Ternate dan juga melibatkan para arkeolog. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Foramadiahi untuk mendelineasi kembali peninggalan data yang telah diperoleh semenjak tahun 2006 hingga kini, yakni pemetaan Kota Tua Sampalo.

Kota Tua Sampalo sebagai bagian dari Geopark Ternate ini coba dipetakan kembali oleh IAGI, arkeolog, dan tim peneliti UMMU dengan metode mengamati sekaligus mendata sisa hunian dan masjid zaman dahulu.

Kegiatan geoliterasi juga menyasar beberapa titik yang ada di kawasan Foramadiahi, antara lain Kekar Tiang. Kekar Tiang adalah suatu bentukan morfologi produk aktivitas vulkanisme ataupun intrusi, dimana dalam hal ini berkaitan dengan tubuh lava koheren baik itu melalui sistem produk batuan beku vulkanik ataupun intrusi dangkal, dan Kekar Berlembar sebagai bagian dari suksesi gunung api Gamalama. Ini bertujuan untuk menyusun serta merekonstuksi kembali data warisan megalitik yang ada di sekitar Kelurahan Foramadiahi, Ternate.

Data warisan megalitik di Kelurahan Foramadihi yang coba direkonstruksi kembali oleh IAGI dan tim peneliti ini diharapkan kelak terdokumentasi dengan baik dan menjadi bagian dari dokumen dalam pengusulan Geopark Nasional maupun Unesco Global Geopark.

Hasil rekonstruksi data warisan geologi ini akan kembali diverifikasi oleh tim, dan salah satu lokasi pengusulan yang ada di Kota Ternate adalah kawasan geokonservasi Foramadiahi.

Kawasan geokonservasi Foramadiahi ini diharapkan bisa menjadi salah satu ruang wisata edukasi, ruang pembelajaran sekaligus laboratorium alam yang ada di Kota Ternate. (Red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini