![]() |
Ferdhiyadi Naharuddin di Makam Raja-Raja Tallo. Ia merupakan pengajar sejarah dan pegiat kebudayaan (dok. Rusdin Tompo) |
"Di Tallo ini bukan hanya
Kompleks Makam Raja-Raja Tallo. Ada pula situs-situs bersejarah lain, yang
masih bisa dijumpai," terang Ferdhiyadi Naharuddin, Rabu, 10 Juli 2024.
Ferdhiyadi merupakan pengajar
sejarah dan pegiat kebudayaan. Dia merupakan salah seorang penerima program
Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK) 2024 dari Balai Pelestarian Kebudayaan
Wilayah XIX Sulawesi Selatan. Program fasilitasi pemajuan kebudayaan ini
dibiayai dari dana abadi kebudayaan Kemendikbudristek RI.
Ferdhi menjelaskan, dalam program
Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2024 ini, dia akan mengadakan event seni budaya
bertema "Pertunjukan Muara Sungai, Laut, dan Tallo Bersejarah".
Pertunjukannya nanti digelar di Pantai Marbo (Mangara Bombang), yang biasa jadi
tempat kegiatan Ruang Abstrak Literasi, komunitas Ferdhi beraktivitas.
![]() |
Lokasi yang akan digunakan untuk pertunjukan muara sungai, laut dan Tallo bersejarah pada even seni budaya. (dok Rusdin Tompo) |
Salah satu tahapan dalam program ini, kata dia, yakni mengadakan Workshop Tur Sejarah Tallo, atau dalam bahasa Makassar, disebut Jappa-Jappa ri Tallo. Secara teknis, tujuan workshop untuk menentukan rute dan titik-titik situs bersejarah di Tallo yang akan dikunjungi.
Sebagai gambaran, di Tallo
terdapat sejumlah situs bersejarah. Ada Timungang Lompoa, yang berada tepat di
pintu gerbang masuk ke Kelurahan Tallo. Situs ini terkait dengan sejarah
masuknya agama Islam pertama kali di Sulawesi Selatan, dan sejarah nama Kota
Makassar.
Ada pula Makam Raja Bone XII dan
Raja Bone XXIII, yang terhubung dengan gerakan literasi budaya dan agama. Juga
sisa-sisa Benteng Tallo, yang susunan batu batanya masih bisa dilihat.
![]() |
Objek yang akan digunakan dalam pertunjukan muara sungai, laut, dan Tallo bersejarah (dok. Rusdin Tompo) |
Peserta kegiatan workshop ini,
kata Ferdhi, terbatas hanya internal kepanitiaan dan organisasi atau komunitas
pendukung kegiatan. Sebagai pelaksana, dia melibatkan warga jadi pemandu ke
titik-titik situs bersejarah, sekaligus untuk memberikan penjelasan terkait
keberadaan situs-situs tersebut.
Muhammad Aulia Rakhmat,
Verifikator FPK 2024, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX, salut atas
rencana kegiatan Workshop Tur Sejarah Tallo, atau Jappa-Jappa ri Tallo ini. Dia
menilai kegiatan ini sebagai inisiatif yang sangat berharga dalam rangka
memajukan kebudayaan dan memperkaya pemahaman masyarakat tentang sejarah lokal,
khususnya sejarah Kerajaan Tallo.
"Kami melihat kegiatan ini
sebagai langkah strategis dalam upaya pelestarian dan pengenalan nilai-nilai
budaya serta sejarah yang ada di Tallo," ujar Muhammad Aulia Rakhmat.
Dikatakan, Tallo memiliki sejarah
yang kaya dan beragam. Melalui workshop ini, masyarakat, khususnya generasi
muda, dapat lebih memahami dan menghargai kekayaan sejarah yang ada di wilayah
mereka.
![]() |
Objek yang akan digunakan dalam pertunjukkan muara sungai, laut dan Tallo bersejarah (dok. Rusdin Tompo) |
Dia memberikan apresiasi kepada
Ferdhiyadi dan komunitasnya, Ruang Abstrak Literasi, atas dedikasi mereka dalam
menyelenggarakan kegiatan ini. Dengan melibatkan pegiat literasi seperti Rusdin
Tompo sebagai fasilitator workshop, kegiatan ini tidak hanya akan memperkaya
pemahaman sejarah, tetapi juga mempromosikan literasi budaya di kalangan
peserta.
"Semoga kegiatan Workshop Tur Sejarah Tallo ini berjalan dengan lancar dan sukses, serta memberikan kontribusi nyata dalam upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan di Sulawesi Selatan," pungkasnya. (RT/ugn)